Rabu, 12 Agustus 2020

Mengenal Emosional


Apakah Kamu termasuk salah satu kategori orang tersebut? Yukk disimak

 
Highly Sensitive Person 

                                                 



    Orang yang sangat sensitif atau disingkat HSP (Highly Sensitive Person) merupakan mereka yang mudah terstimulasi oleh pengaruh dari dalam atau luar dirinya yang membuatnya begitu mudah terbawa perasaan. 

    Highly Sensitive Person atau HSP yang memiliki sifat yang diasosiasikan dengan sensitivitas dan responsitivitas yang lebih tinggi terhadap stimulus dari internal maupun eksternal, lingkungan maupun sosial. Sifat ini dimiliki oleh 20% populasi manusia dan diturunkan secara genetik. Faktor yang berperan dalam terjadinya HSP diketahui adalah genetik dan lingkungan. 

        Sifat ini ditemukan pada lebih dari 100 spesies dan dimiliki oleh 20% populasi manusia (Acevedo et al., 2014). Pada umumnya, informasi yang diterima oleh otak akan diproses melalui filter yang memberikan wawasan dan kesadaran terhadap lingkungan. Biasanya, HSP ini kerap dikaitkan dengan orang-orang introvert. Namun, tak semua introvert masuk dalam kategori HSP lho. 

Ada beberapa ciri untuk mengenali apakah kamu seorang HSP atau bukan. Biar gak makin penasaran langsung aja simak tujuh tanda kamu tipikal orang sangat sensitif. 

  • Terlalu emosional pada situasi tertentu
           Saat mendengar cerita pilu temanmu, rasa sedih begitu dalam kamu rasakan. Begitu pula halnya saat ada pemberitaan kasus kekerasan tersia di televisi. Rasa geram bukan main kamu alami. Sisi emosional yang begitu mudah hanyut dalam situasi tertentu jadi tanda kalau kamu termasuk yang sangat sensitif. 

           Meski menguras perasaan dan juga energi, ada sisi positif dari hal tersebut. Kamu jadi pribadi yang punya empati dan bisa merasakan apa yang dialami orang lain. 
  • Lebih memilih untuk melakukan aktivitas sendiri
         Berada di pusat keramaian dan menjadi sorotan jadi hal yang diinginkan banyak orang. Namun, ini berkebalikan dengan yang dipikirkan oleh mereka yang sensitif. Mereka tak terlalu senang dengan itu dan lebih senang menghabiskan waktu sendiri. 

        Di satu sisi akan ada anggapan bahwa mereka ataupun kamu tak bisa bersosialisasi. Namun, melakukan aktivitas secara mandiri dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan memiliki banyak waktu mewujudkan impian yang belum sempat diraih. 
  • Butuh waktu lama untuk ambil keputusan
          Orang yang sangat sensitif begitu matang dalam pertimbangan. Maka tak heran jika mereka butuh waktu lebih dalam mengambil keputusan. Dari segi kecepatan mungkin mereka tergolong lambat untuk memutuskan mana yang harus diambil. 

           Namun, ini juga jadi hal baik untuknya. Mereka dapat terhindar dari risiko membuat kesalahan ketika memutuskan mana yang harus dipilih. 
  • Sangat perhatian pada hal-hal yang begitu detail walau kecil
         Selain berhati-hati mengambil keputusan, orang yang begitu sensitif juga peka dengan detail kecil. Mereka akan mengingat semua yang ada disekitarnya dengan sangat baik. Jika ada teman yang baru saja mengganti gaya rambut maka dapat dengan mudah diketahuinya perubahan itu. Kemampuannya membaca hal detail nan kecil ini tak jarang mendapatkan apresiasi dari yang lain karena penuh perhatian. 
  • Sering merasa stres dan depresi karena hal buruk di masa lalu
        Kejadian di masa lampau bagi sebagian orang sulit untuk dilupakan, terlebih untuk orang yang begitu larut dalam perasaan. Sering kali, ingatan-ingatan buruk yang menimpa muncul dan membuat mereka stres. 

        Keresahan akan gagalnya mereka di waktu lalu ini terbawa dalam hidup mereka. Ketakutan akan jatuh dalam lubang yang sama kian membayang. Alhasil, mereka butuh waktu cukup lama meyakinkan diri bisa melalui apa yang dijalani. 
  •  Menghindari konflik yang menguras emosi
          Perdebatan tak bisa dielakkan dalam keseharian. Bisa saja kita dengan teman saling beradu mulut karena suatu masalah. Tak jarang, konflik terjadi dan menguras emosi masing-masing yang terlibat. Kondisi ini dihindari oleh orang yang sangat sensitif. 

        Mereka tak ingin perasaan mereka dan orang lain makin terluka karena konflik. Tapi, ini bukan berarti mereka tak bisa diajak berdebat ya. Hanya saja, jika terlalu mengandalkan emosi dan tidak diselesaikan dengan kepala dingin maka mereka memilih mundur dari medan konflik. 
  • Suka membandingkan diri dengan orang lain
      Orang yang begitu dalam perasaannya sering memikirkan apa yang orang lain lihat dari diri mereka. Kekhawatiran tak bisa menjadi lebih baik dari yang lain sering muncul dan mengganggu pikiran. Ujungnya, mereka sering membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini yang tak jarang membuat mereka sedih dan merasa belum berbuat apa-apa. 

    Orang yang sangat sensitif memang ada disekitar kita. Bahkan, kita sendiri bisa masuk dalam kategori tersebut. Namun, jangan jadikan itu sebagai penghalang beraktivitas dan bersosialisasi dengan lebih banyak orang ya. 

        Jadi adapun solusi nya yaitu sebagai berikut: 

  • Menyelaraskan Antara Emosi dan Kreativitas
  • Mengembangkan Fungsi Dominan yang Kamu Miliki 
  • Berikan Dukungan Penuh Pada Diri Sendiri 
  • Pilih Menu Makanan Sehat dan Berolahraga 
  • Berikan Waktu Untuk Kamu Istirahat 




    Acevedo, B. P., Aron, E. N., Aron, A., Sangster, M., Collins, N., & Brown, L. L. (2014). The Highly Sensitive Brain : an fMRI Study of Sensory Processing Sensitivity and Response to Others ’ Emotions. Brain and Behavior 

    Aron, E. N. (2010). Psychotherapy and The Highly Sensitive Person : Improving Outcomes for That Minority of People Who Are The Majority of Clients. New York: Routledge, Taylor & Francis Group.